27 July 2008

Profesionalitas Kinerja Pandu

Study, service, dan work... study sudah tiap hari, service juga tiap hari (dikit-dikit bantu Mami kerja), yang kurang work. Harus dibikin dalam suasana yang menyenangkan, bersama teman-teman... kalau sendirian pasti sebentar bosan atau malah gak mau. Trus jenis pekerjaannya apa ya? Jasa, jualan, produksi lalu dijual... kayaknya untuk anak seumur Pandu yang paling mungkin ya jualan. Kalau memadukan semuanya: jualan bersama-sama teman-teman dalam suasana yang menyenangkan, ujungnya ketemu di BAZAAR ANAK-ANAK... harus anak-anak thok! Orang dewasa gak boleh nimbrung jualan, karena pasti kacau kepentingan. Kalau anak-anak yang jualan 'kan gak cari untung gede (atau malah gak ada untungnya), kalau orang dewasa yang dipikir pasti keuntungan. Akhirnya, Mami ngomporin tante Ririn untuk ngadain Bazaar Anak-anak. Sebelumnya gak mikir untuk ngadain dekat-dekat hari anak apalagi bazaar dalam rangka hari anak, tapi kok ya dekat juga... ya udah kalo ditanya orang “dalam rangka apa bazaarnya?” bilang aja hari anak, daripada susah-susah jelasin, toh orang sekampung Pandu gak ngerti juga apa itu Moore Formula (kecuali tante Ririn – mamanya Saka).

Kurang dua minggu Mami bikin brosur dengan dibantu Pandu. Gak banyak, cuma bikin dikit, cuma di titip di Toko Mutiara yang jadi lokasi bazaar (catt: Toko Mutiara ini lokasinya di depan rumah Pandu), sama dibawa kakaknya Saka untuk disebar ke teman-temannya.

Trus, Mami mulai nanya Pandu mau jual apa (Mami udah kebingungan, gak ada ide mau jual apa... buntu puoooll). Pandu bilang mau jual pisang, ya udah.. keputusan sementara: jual pisang sampai ada ide yang lebih baik. Dua hari kemudian Mami nanya Pandu lagi: mau jual apa? Jawaban yang spontan: pisang! Kelipatan 2 hari kemudian (2 hari, 4 hari, 6 hari) sampai h-2 jawaban Pandu tetap: pisang!! Ya udah... daripada susah mikir pisang aja. Tapi pisang apa dong? Pisang goreng? Pisang rebus? Kolak pisang? Pisang keju? Pisang coklat? Bukan... CUMA PISANG. Waduh, bingung si Mami... apa iya yang dipajang pisang gitu thok?? Kayaknya gak punya nilai jual nih! Think, think, think! (Kayak film My Friend Tiger And Pooh). Dua jam kemudian... CLING! Ada ide... KAMPANYE PISANG!! Pisangnya dibuatin boneka dari flanel model anak yang kecapekan bawa pisang di punggungnya trus dikasi mini book yang menjelaskan tentang manfaat pisang, isi tulisannya gini:

  • Why I like to eat banana?

  • Banana taste so yummy

  • The color is so yellow-ee

  • Banana makes my body strong

  • Banana can stop my hunger

  • Thank You Banana...

Cukup provokatif ya? Tapi persiapannya mepet juga, dua hari mesti bikin boneka flanel, bikin berapa boneka ya? Huh, 12 aja de, 12 boneka berarti 12 buah pisang, maunya lebih... apa boleh buat, waktunya sangat terbatas. Ini pun pada hari h (Sabtu, 26 Juli 2008), boneka baru selesai jam 14.30, mepet banget.


Inilah Kampanye Pisang Pandu

Jam 16.00 tante Ririn sudah terlihat bawa tikar menuju lokasi, Mami juga sudah siap. Tikar digelar, meja ditata sebentar kemudian semua penjual sudah siap. Pandu menyempatkan diri untuk beraksi dengan Odil dan Asimo julet (julet = istilah Pandu untuk “makhluk” yang tubuhnya tidak proporsional).

Gaya dulu sama Odil dan si Asimo "julet"

Penjual siap, pembeli juga siap. Pandu menata pisang-pisangnya, lalu ada seorang pembeli, Pandu tidak siap dengan kotak uang, jadi penghasilan pertamanya diletakkan di tikar, Mami kasi ide untuk ditaruh di saku celana tapi Pandu tidak mau, trus Mami tawarkan untuk titip sama Mami tapi Pandu juga tidak mau. Akhirnya Mami ngerti kalau Pandu ingin ikut-ikutan teman-teman yang meletakkan uang di kotak uang, jadi Mami ambilkan kotak untuk kotak uang Pandu. Pisang jualan Pandu murah meriah... Rp. 1000,- sudah dapat pisang, boneka, dan mini book!


Menata Pisang

Kotak uang Pandu (yang ijo itu lho!)

"Harganya seribu.."

"Ini kembaliannya.."

Uang Oom Jeffry ditolak Pandu

Anak-anak ini sangat lucu saat berjualan, usia teman-teman Pandu yang berjualan ini antara 4-10 tahun, dan mereka benar-benar profesional!! Memberikan kesempatan pada anak-anak pasti akan membuat mereka bisa mengeluarkan potensinya dengan maksimal, sebaliknya, meremehkan mereka akan membuat potensi mereka makin tersembunyi.


Enad yang juga berpartisipasi

Teman-teman bermain Pandu ada yang jual ice cream (Arini), es blewah (Sisca), alat tulis (Icha), kaos kaki (Saga), jelly berhadiah craft bebek dari kertas (Fani), coklat aneka bentuk (Jeny), worksheet (Saka), ikan titul goreng berhadiah permen (Saka), siomay (Audrey), lukisan (Waifi), susu gelas (Tigor), bakso (Enad), juga ada arena mewarna glass deco, bahkan karena hari bazaar ini bersamaan dengan ulang tahun Saka, Saka bagi-bagi kacang gratis!!! Semua makanan yang dijual ueeenaakkk (Mami beli semua macam dagangan teman Pandu)... siomaynya enak, es blewahnya enak, ice creamnya enak, jellynya enak, coklatnya enak, susunya enak, baksonya Enad... eh, enak. Oiya, teman HS Pandu, si Enad ikutan juga jual bakso bikinan mamanya, tante Wulan. Enak... per biji Rp. 1000,- tapi kayak bakso Rp. 1500,- Pandu aja habis 4 bakso sekali makan.


Suasana Bazaar Anak-anak

Tapi yang rekor dagangannya abis duluan adalah... Pandu! Hebat... dan selama itu Pandu gak ninggalin mejanya sama sekali, bertanggung jawab juga dengan pekerjaannya. Ada adegan lucu: Pandu suka boneka yang pake baju coklat, trus ada Oom Jeffry, pemilik Toko Mutiara, mau beli pisang pilih yang baju coklat... apa yang terjadi? Pandu gak mau dibayar! Lucu banget.. Pandu gak mau nerima uangnya... semua yang lihat tertawa geli ngelihat penolakan Pandu yang memang lucu. Ada lagi adegan lain: Bapaknya Tigor (teman Pandu yang jual susu gelas) beli pisang 2 buah ngasi uang Rp. 5000,-, Pandu yang belum ngerti betul konsep uang kembalian ngasi kembalian Rp. 8000,- wah, untung yang beli ini tetangga baik... sekalian ngajarin Pandu itung-itungan kembalian... asyiknya HS, belajar dengan siapa saja!



Deretan stand-stand

Tidak sampai pukul 17.30 (waktu yang dijadwalkan untuk menutup bazaar) semua dagangan sudah habis, kecuali alat tulis dan glass deco. Jadi bazaar pun disudahi. Semua anak senang dan gembira, semua orang dewasa yang hadir memberikan apresiasi yang baik tentang bazaar anak-anak ini, bahkan ada yang mengharuskan cucunya untuk ikut jualan kalau ada bazaar anak-anak lagi. Mami berpikir, kalau misalnya Pandu gak diijinkan berjualan pisang seperti keinginannya, apakah Pandu bisa bertanggung jawab seperti ini ya? Belum tentu, inilah pentingnya penghargaan pada setiap pendapat Pandu, dia jadi belajar bertanggung jawab atas pilihannya. Diakhir acara, Mami, Papi dan Pandu ber-hi5 untuk suksesnya bazaar dan kampanye pisangnya. Sukses juga untuk tante Ririn (liputan tante Ririn bisa dibaca di: sissagsak.blogspot.com) yang sudah menghubungi teman-temannya untuk datang ke bazaar anak-anak ini, jadi bikin rame acara!



Penjual pisang yang kecapekan, lihat sandalnya, aneh ya...

Sukses de... Pandu juga sangat gembira. Jam 21.30 Pandu tertidur dengan pulas dan bahagia.

3 comments:

sekolahnadya said...

Lucu boneka flanelnya...
cara buatnya bagaimana? biar Nadya ikut belajar buat boneka juga :)

Keke Naima said...

seru ya kegiatannya Pandu. Udah gitu lingkungannya keliatannya msh pd kompak. di tmpnya keke sm nai agak susah nih, kurang kompak. Pdhl keke 7 nai pengen nih bikin kegiatan kyk pandu

Belajar Tanpa Batas said...

Terima kasih Tante, udah ngunjungi blog Pandu. Memang lingkungan tempat tinggal Pandu sangat enak, Tante. Teman-teman Pandu kompak, Om-Om dan Tante-tantenya baik semua. Tapi gitu aja blum cukup Tante, Mami dan Tante Ririn cukup nekat untuk ngadain acara ini tanpa laporan pak RT dan Satpam lho!