29 July 2008

Bikin Mainan Sendiri

Suatu hari Pandu minta botol bekas minuman, lalu dia isi dengan pasir pantai Nusa Dua, lalu dimasukkannya huruf-huruf, di botol yang lain dimasukkan aneka bentuk (oval, segiempat, lingkaran), botol yang lainnya lagi diisi dengan binatang kecil-kecil, dan mainan serangga... jadilah sebuah mainan edukatif baru!! Huruf apa yang keluar... itu dipakai untuk tebak-tebakan: benda apa yang diawali huruf yang keluar tadi? Kalau yang lainnya, Pandu senang lihat mainan binatang kecil-kecil yang sebagian tubuhnya keluar dari pasir. Kreatif... sederhana tapi kreatif ya untuk anak seumur Pandu.

27 July 2008

Profesionalitas Kinerja Pandu

Study, service, dan work... study sudah tiap hari, service juga tiap hari (dikit-dikit bantu Mami kerja), yang kurang work. Harus dibikin dalam suasana yang menyenangkan, bersama teman-teman... kalau sendirian pasti sebentar bosan atau malah gak mau. Trus jenis pekerjaannya apa ya? Jasa, jualan, produksi lalu dijual... kayaknya untuk anak seumur Pandu yang paling mungkin ya jualan. Kalau memadukan semuanya: jualan bersama-sama teman-teman dalam suasana yang menyenangkan, ujungnya ketemu di BAZAAR ANAK-ANAK... harus anak-anak thok! Orang dewasa gak boleh nimbrung jualan, karena pasti kacau kepentingan. Kalau anak-anak yang jualan 'kan gak cari untung gede (atau malah gak ada untungnya), kalau orang dewasa yang dipikir pasti keuntungan. Akhirnya, Mami ngomporin tante Ririn untuk ngadain Bazaar Anak-anak. Sebelumnya gak mikir untuk ngadain dekat-dekat hari anak apalagi bazaar dalam rangka hari anak, tapi kok ya dekat juga... ya udah kalo ditanya orang “dalam rangka apa bazaarnya?” bilang aja hari anak, daripada susah-susah jelasin, toh orang sekampung Pandu gak ngerti juga apa itu Moore Formula (kecuali tante Ririn – mamanya Saka).

Kurang dua minggu Mami bikin brosur dengan dibantu Pandu. Gak banyak, cuma bikin dikit, cuma di titip di Toko Mutiara yang jadi lokasi bazaar (catt: Toko Mutiara ini lokasinya di depan rumah Pandu), sama dibawa kakaknya Saka untuk disebar ke teman-temannya.

Trus, Mami mulai nanya Pandu mau jual apa (Mami udah kebingungan, gak ada ide mau jual apa... buntu puoooll). Pandu bilang mau jual pisang, ya udah.. keputusan sementara: jual pisang sampai ada ide yang lebih baik. Dua hari kemudian Mami nanya Pandu lagi: mau jual apa? Jawaban yang spontan: pisang! Kelipatan 2 hari kemudian (2 hari, 4 hari, 6 hari) sampai h-2 jawaban Pandu tetap: pisang!! Ya udah... daripada susah mikir pisang aja. Tapi pisang apa dong? Pisang goreng? Pisang rebus? Kolak pisang? Pisang keju? Pisang coklat? Bukan... CUMA PISANG. Waduh, bingung si Mami... apa iya yang dipajang pisang gitu thok?? Kayaknya gak punya nilai jual nih! Think, think, think! (Kayak film My Friend Tiger And Pooh). Dua jam kemudian... CLING! Ada ide... KAMPANYE PISANG!! Pisangnya dibuatin boneka dari flanel model anak yang kecapekan bawa pisang di punggungnya trus dikasi mini book yang menjelaskan tentang manfaat pisang, isi tulisannya gini:

  • Why I like to eat banana?

  • Banana taste so yummy

  • The color is so yellow-ee

  • Banana makes my body strong

  • Banana can stop my hunger

  • Thank You Banana...

Cukup provokatif ya? Tapi persiapannya mepet juga, dua hari mesti bikin boneka flanel, bikin berapa boneka ya? Huh, 12 aja de, 12 boneka berarti 12 buah pisang, maunya lebih... apa boleh buat, waktunya sangat terbatas. Ini pun pada hari h (Sabtu, 26 Juli 2008), boneka baru selesai jam 14.30, mepet banget.


Inilah Kampanye Pisang Pandu

Jam 16.00 tante Ririn sudah terlihat bawa tikar menuju lokasi, Mami juga sudah siap. Tikar digelar, meja ditata sebentar kemudian semua penjual sudah siap. Pandu menyempatkan diri untuk beraksi dengan Odil dan Asimo julet (julet = istilah Pandu untuk “makhluk” yang tubuhnya tidak proporsional).

Gaya dulu sama Odil dan si Asimo "julet"

Penjual siap, pembeli juga siap. Pandu menata pisang-pisangnya, lalu ada seorang pembeli, Pandu tidak siap dengan kotak uang, jadi penghasilan pertamanya diletakkan di tikar, Mami kasi ide untuk ditaruh di saku celana tapi Pandu tidak mau, trus Mami tawarkan untuk titip sama Mami tapi Pandu juga tidak mau. Akhirnya Mami ngerti kalau Pandu ingin ikut-ikutan teman-teman yang meletakkan uang di kotak uang, jadi Mami ambilkan kotak untuk kotak uang Pandu. Pisang jualan Pandu murah meriah... Rp. 1000,- sudah dapat pisang, boneka, dan mini book!


Menata Pisang

Kotak uang Pandu (yang ijo itu lho!)

"Harganya seribu.."

"Ini kembaliannya.."

Uang Oom Jeffry ditolak Pandu

Anak-anak ini sangat lucu saat berjualan, usia teman-teman Pandu yang berjualan ini antara 4-10 tahun, dan mereka benar-benar profesional!! Memberikan kesempatan pada anak-anak pasti akan membuat mereka bisa mengeluarkan potensinya dengan maksimal, sebaliknya, meremehkan mereka akan membuat potensi mereka makin tersembunyi.


Enad yang juga berpartisipasi

Teman-teman bermain Pandu ada yang jual ice cream (Arini), es blewah (Sisca), alat tulis (Icha), kaos kaki (Saga), jelly berhadiah craft bebek dari kertas (Fani), coklat aneka bentuk (Jeny), worksheet (Saka), ikan titul goreng berhadiah permen (Saka), siomay (Audrey), lukisan (Waifi), susu gelas (Tigor), bakso (Enad), juga ada arena mewarna glass deco, bahkan karena hari bazaar ini bersamaan dengan ulang tahun Saka, Saka bagi-bagi kacang gratis!!! Semua makanan yang dijual ueeenaakkk (Mami beli semua macam dagangan teman Pandu)... siomaynya enak, es blewahnya enak, ice creamnya enak, jellynya enak, coklatnya enak, susunya enak, baksonya Enad... eh, enak. Oiya, teman HS Pandu, si Enad ikutan juga jual bakso bikinan mamanya, tante Wulan. Enak... per biji Rp. 1000,- tapi kayak bakso Rp. 1500,- Pandu aja habis 4 bakso sekali makan.


Suasana Bazaar Anak-anak

Tapi yang rekor dagangannya abis duluan adalah... Pandu! Hebat... dan selama itu Pandu gak ninggalin mejanya sama sekali, bertanggung jawab juga dengan pekerjaannya. Ada adegan lucu: Pandu suka boneka yang pake baju coklat, trus ada Oom Jeffry, pemilik Toko Mutiara, mau beli pisang pilih yang baju coklat... apa yang terjadi? Pandu gak mau dibayar! Lucu banget.. Pandu gak mau nerima uangnya... semua yang lihat tertawa geli ngelihat penolakan Pandu yang memang lucu. Ada lagi adegan lain: Bapaknya Tigor (teman Pandu yang jual susu gelas) beli pisang 2 buah ngasi uang Rp. 5000,-, Pandu yang belum ngerti betul konsep uang kembalian ngasi kembalian Rp. 8000,- wah, untung yang beli ini tetangga baik... sekalian ngajarin Pandu itung-itungan kembalian... asyiknya HS, belajar dengan siapa saja!



Deretan stand-stand

Tidak sampai pukul 17.30 (waktu yang dijadwalkan untuk menutup bazaar) semua dagangan sudah habis, kecuali alat tulis dan glass deco. Jadi bazaar pun disudahi. Semua anak senang dan gembira, semua orang dewasa yang hadir memberikan apresiasi yang baik tentang bazaar anak-anak ini, bahkan ada yang mengharuskan cucunya untuk ikut jualan kalau ada bazaar anak-anak lagi. Mami berpikir, kalau misalnya Pandu gak diijinkan berjualan pisang seperti keinginannya, apakah Pandu bisa bertanggung jawab seperti ini ya? Belum tentu, inilah pentingnya penghargaan pada setiap pendapat Pandu, dia jadi belajar bertanggung jawab atas pilihannya. Diakhir acara, Mami, Papi dan Pandu ber-hi5 untuk suksesnya bazaar dan kampanye pisangnya. Sukses juga untuk tante Ririn (liputan tante Ririn bisa dibaca di: sissagsak.blogspot.com) yang sudah menghubungi teman-temannya untuk datang ke bazaar anak-anak ini, jadi bikin rame acara!



Penjual pisang yang kecapekan, lihat sandalnya, aneh ya...

Sukses de... Pandu juga sangat gembira. Jam 21.30 Pandu tertidur dengan pulas dan bahagia.

22 July 2008

Suatu hari Mami mengupas telur puyuh rebus, Pandu menemani Mami sambil ikut-ikutan ngupas, lalu dia lihat setumpuk kulit telur, dia susun jadi bentuk-bentuk mobil, cling.... muncul ide Mami, kulit telur di lem untuk memberi warna pada gambar. Trus Pandu gambar rumah yang besar, dikasi lem, lalu kulit telur di tempel-tempel di lem tadi.. jadilah tembok bermotif kulit telur, diberi jendela dari kertas warna kuning, lalu... atapnya dari apa ya? Pasangan telur yang bikin telur rebus jadi enak: garam! Gambar atap diberi lem, tabur-tabur garamnya... Pandu asyik, senang main yang seperti ini... kreatifitas mewarna dengan jari gak cuma fingerpainting ya...

Ulat Speyeria Cybele

Inilah ulat yang sempat diperlihara Pandu selama 4 hari. Namanya: Speyeria Cybele. Kupu-kupunya cantik sekali (kata Pandu), gambar dibawah ini kupu-kupu Speyeria Cybele yang jantan, cantik ya...
Sayang sekali ulatnya mati sebelum sempat jadi kupu-kupu. Mungkin lain waktu... ayo berburu ulat... dan bikin Oma Nit makin geli...

20 July 2008

Teman baru Pandu

Heboh... bikin Pandu kaget... itulah teman-teman barunya di Cita Hati. Kemarin Klub Sinau mengadakan acara Meet & Share dengan anak-anak berkebutuhan khusus di Cita Hati. Selama ini Pandu memang belum pernah bertemu dengan teman-teman berkebutuhan khusus, sehingga event ini benar-benar mengejutkan Pandu. Tiba-tiba ada seorang teman yang merebut HP Mami, mengubek-ubek isi tas Mami... wah heboh... lalu acara dimulai dengan mengejutkan... semua teman anak berkebutuhan khusus menangis keras, teriak-teriak... terapisnya mengambil anak-anak itu dengan paksa... lalu ada juga yang memaksa Pandu memakai tag nama, dan... Pandu pun tidak mau berpisah dengan Mami, udah gitu salah satu pengajar juga berusaha memaksa Pandu lepas dari Mami dengan menarik tubuhnya... wah kacau... Pandu tuh anak normal... gak bisa disamain dengan anak berkebutuhan khusus... kalau dengan Pandu, kita mesti nanya: "mau gak?" itu yang biasa kami lakukan, karena dia punya kehendak yang mesti kita hargai, karena Mami percaya itu penting untuk pengembangan self esteem Pandu. Pandu bisa memilih dan dia harus belajar bertanggung jawab atas pilihannya, itu yang penting. Bukan melakukan tugas karena terpaksa. Masih banyak "keterpaksaan" yang dia harus lakukan, seperti mandi kalau mau pergi (walaupun pergi ke kamar mandinya dengan senang hati tapi Mami tahu Pandu terpaksa), atau menghabiskan obat yang pahit... giccuuu...
Melihat kondisi teman-teman baru Pandu kemarin dan kondisi terapisnya, Mami berpikir: homeschooling adalah harga mati untuk anak berkebutuhan khusus, kasih sayang orangtua yang tanpa syarat adalah modal pembelajaran mereka untuk memaksimalkan tumbuh kembang.

11 July 2008

PCB + Slot = CPU?

Malam itu, Pandu melihat sang Mami bekerja di komputer keluarga, melakukan tata layout buku seorang klien. Ketika the Mami darling mem-browsing (apa sih basa Endonesa-nya?) clip-art (apa lagi yah basanya?), muncul gambar layout PCB, mungkin PCB sebuah motherboard or what so ever .
"Apa itu ?", tanya Pandu dengan singkat. Mami langsung berteriak ringan, "PAPIIIIIIIIII !!!!!!!! PANPAN TANYA GAMBAR APA INI ???". Waks, kayak gitu dibilang teriak kecil?

.... aduuuhhhh... kecil amat sih keyboard EEE ini? tangan jantan-ku belum terbiasa dengan pinky mungil ini, ketikanku salah terus, tekan shift jadi salah cursor pad. ....

Dengan kecepatan kilat, Papi berlari menuju TKP, lalu berujar, "Ooh, itu jalur-jalur di PCB, seperti jalanan saja, tapi yang lewat listrik". Dalam waktu singkat, Papi mengeluarkan salah satu koleksinya yang sudah berumur belasan tahun. Sebuah motherboard PC 386, 4 buah memory 30 pin, sebuah ISA VGA card dan ISA I/O card.
Singkat cerita, Pandu mengenal dan belajar mengenai PCB, listrik yang bisa mengalir, slot, card dan microchip. Pelajaran dilanjutkan dengan belajar memasang memory dan card pada slotnya. Dalam waktu yang tidak lama pula, pelajaran beralih menjadi permainan miniatur kota, dengan motherboard sebagai kota, kemudian kapasitor, microchip dan slot menjadi bangunan, jalur pcb menjadi jalanan dan Lego bricks menjadi mobil, truk dan ambulan.
Permainan menjadi lebih liar dengan turut campurnya sang Dino beserta koleksi komplit Kungfu Panda yang bertempur di dalam kota.

The End - Written by Papi using Mommy's Pinky EEE - Aaaaargghhhh!!!!! SOOO SMALLL!!!!

10 July 2008

Pandu Belajar Rapi

Beberapa hari ini banyak terjadi kecelakaan di rumah kami. Si Tigress kakinya patah tertindih Papi, makanan yang dibawa Mami jatuh karena kaki Mami menginjak bola durian, kaki Pandu sakit karena menginjak Lego. Semua kejadian ini bersumber dari 1 hal: mainan yang berserakan di mana-mana. Pandu memiliki gudang mainan sendiri, karena mainannya sangat banyak. Tapi walau begitu, mainan-mainan itu seringkali "tidak kerasan" di kamarnya sendiri, maunya keluar kemana-mana. Mami merasa sudah waktunya untuk mengajarkan disiplin pada mainan-mainan ini (termasuk komandannya). Akhirnya Mami keluarkan karpet "embong" (yang bergambar rumah dan jalanan itu) dan membuat peraturan baru bagi para mainan: mainan yang keluar dari area karpet akan dihukum masuk kamar, dan kalau komandan para mainan tersebut sudah merasa bahwa karpetnya penuh, maka dia harus memutuskan untuk memutasi mainan yang sudah tidak dimainkan ke dalam kamar mainan. Lumayan efektif untuk saat ini (lihat gambar, rapi kan...), tapi sang komandan selalu menggunakan logikanya untuk menolak memutasi mainan yang sudah overload tapi masih ingin mengeluarkan mainan lain, misalnya saja: "mainanku sangat banyak yang di karpet, sampai-sampai aku dan mami gak kuat mau beresin, biarin aja di situ ya." Dengan terpaksa Mami mengeluarkan jurus logika juga untuk mengatasi sang komandan yang ada kecenderungan untuk makar ini, "kalau begitu kita tunggu papi untuk bantu beresin ya... tapi sementara itu kamu jangan keluarkan mainan dulu, 'kan kamu capek, kita baca-baca aja yuk!" Kalau sudah begini, biasanya sang komandan akan menyerah dan membereskan mainannya, karena dia ingin main dengan mainan yang lain.

05 July 2008

Lapbook "Kapal" Selesai Lebih Dulu

Beginilah kesibukan kami membantu proyek lapbooknya Pandu. Lihat saja betapa asyiknya Pandu berkreasi. Mulai dari menggambar, menulis, melipat, menggunting dan menempel. Selain itu, sambil bekerja Pandu selalu asyik berimajinasi tentang kapal, ada kapal yang beroda, ada juga aneka binatang laut.



Ini adalah bagian dalam dari lapbook Kapal, dibuat 5 bagian, berikut penjelasan masing-masing bagian:Cover ini asli ide Pandu. Gambar intinya adalah kapal, tapi karena sebagian gambar dibuat dengan pensil dan sebagian lagi dengan spidol, maka di foto yang tampak hanya yang digambar dengan spidol. Yang berwarna pink dan hijau itu adalah ikan-ikan di laut. Halaman 1 ini terdiri dari sebuah amplop berwarna biru yang berisi gambar 5 jenis kapal yang digambar oleh Papi dengan bagus sekali, ada speed boat, trimaran, kapal perang, kapal pesiar, dan kapal layar. Yang satunya lagi adalah gambar kapal juga buatan Pandu yang digambar di kertas warna kuning, kapal gambaran Pandu yang atas memiliki kumis dan roda, yang bawah memiliki jangkar.Halaman 2 terdiri dari cerita gambar Pandu tentang seorang cewek yang berdiri di pantai menunggu kapalnya datang (di kertas merah) sedangkan yang di kertas biru dan hijau adalah gambar aneka binatang laut, ada ikan, cumi-cumi, gurita.Halaman 3 berisi 2 macam origami kapal, 1 kolase kapal (bagian atasnya sengaja tidak ditempeli kertas oleh Pandu karena digambar senyum dan mata), sedangkan yang bawah adalah mini buklet tentang kisah seorang nelayan.

Halaman 4 ini adalah pola yang menjelaskan bahwa menggambar kapal bisa menggunakan 3 triangle dan 1 square.Membuat lapbook sepertinya adalah hobi baru bagi kami. Melihat Pandu yang sangat antusias dalam berimajinasi dan beride membuat Mami dan Papi jadi ikut semangat.

04 July 2008

Membuat Lapbook

Pandu lagi senang-senangnya membuat buku. Dia membuat beberapa gambar di beberapa lembar kertas A4, lalu setiap lembarnya diberi lem sehingga semua gambarnya bisa menempel seperti buku. Dia buat semua itu dengan pemikirannya sendiri, idenya sendiri. Lalu, Mami berpikir, kenapa kok tidak dimanfaatkan saja ketertarikan Pandu ini? Mami menemukan kegiatan yang pas untuk Pandu: membuat lapbook. Lapbook pertama Pandu berjudul Dinosaurus. Saat ini lapbooknya belum jadi, nanti kalau sudah jadi fotonya akan dipasang berikut cara membuatnya agar semua bisa ikut membuat lapbook.
Membuat lapbook seperti petualangan buat Pandu, karena dia asyik berimajinasi tentang gambar dinosaurus yang sedang ada dihadapannya. Dia bergerak seperti dino tersebut, bahkan memberikan nama untuk dino baru dalam imajinasinya.
Dalam lapbooknya, Pandu bisa belajar bahasa Inggris, menghitung, origami, menggunting dan menempel, sekaligus sambil mempelajari kehidupan dinosaurus. Lapbook memang sangat efektif untuk belajar. Metode ini sebenarnya bisa digunakan dalam metode unit study dan Charlotte Mason. Pandu bukan pengikut kedua metode tersebut, tapi tidak ada salahnya mengadopsi sisi baik metode lain, 'kan?