14 August 2008

Cita-cita Pertama Pandu

Kemarin setelah menservice Papi-Mami dengan pijatan, Pandu mengagetkan Mami: "Mami, kalau sudah besar nanti aku jadi bapak pijat lho!" O-o... so... ini cita-cita pertamamu ya nak...? Selama ini kalau ditanya tentang cita-citanya, Pandu selalu bilang jadi dino-lah, jadi monster-lah, tapi kali ini profesi pertama yang dia sebutkan sebagai cita-cita: Tukang Pijat!! Mau ketawa ya bagaimana... nahan ketawa juga tidak mampu... akhirnya meledak juga tawa Mami... hua..ha..ha...
Mami ketawa bukannya bermaksud melarang Pandu bercita-cita tukang pijat... tidak sama sekali... hanya lucu saja, itu menunjukkan keluguan seorang anak, apa yang dia gemar lakukan saat itu ya itulah cita-citanya. Tak ada niat Mami dan Papi melarang Pandu bercita-cita apapun... termasuk tukang pijat. Mami jelaskan, bahwa apapun cita-cita Pandu, dan apapun profesi yang pada akhirnya dipilih Pandu, tidak akan dilarang, asalkan Pandu bahagia dengan pilihannya itu dan... nah ini yang terpenting: sebagai penganut katolik, tidak melanggar perintah Allah.
Sepertinya Pandu terinspirasi tukang pijat sejak melihat Fani, sepupunya, dipijat oleh bapak tukang pijat. Sebab sejak saat itu Pandu senang main pijat-pijatan.
Bahagianya anak-anak... bisa jadi apapun yang dia inginkan: jadi tukang pijat, jadi astronot, semua hanya tinggal memakai sedikit barang yang ada disekelilingnya ditambah dengan buaaanyaaakk sekali imajinasi... maka dia sudah jadi apa yang dia inginkan. Satu hal yang tidak ingin kami patahkan dari dunia anak-anak Pandu adalah imajinasinya, sebab inilah yang membedakan anak-anak dengan orang dewasa, dan membatasi dunia anak-anak dan dunia dewasa. Ketika seseorang tidak bisa lagi berimajinasi dengan bebas maka dia sudah kehilangan dunia anak-anaknya. Susah bagi orang dewasa yang kehilangan dunia anak-anak untuk bisa dekat dengan anak-anak dan bermain dengan gembira bersama anak-anak. Jadi, kalau mau dekat dan akrab dengan anak-anak, jangan ragu untuk berimajinasi bersama mereka.

1 comment:

Keke Naima said...

setuju banget deh... sebenernya sy tuh kehabisan kata-kata, soalnya setuju bgt sama semua yang di tulis.
Keke jg selalu blg kalo udah besar pengen jd polisi atau petugas pemadam. Hati kecil sie pengennya blg, aduh jgn itu deh cita-citanya..
Tapi sy juga berpikir kalo blm apa-apa sy melarang berarti sy mengekang kebebasan dia u/ berimajinasi.
Lagipula sebenarnya gak ada yg salah dg cita-citanya kok. Semua yang di pilih itu baik. Cuma terkadang cara pikir org dewasa & anak-anak beda ya... Kl kita sbg org dewasa tdk ingin anaknya menjadi polisi mungkin karena melihat tingkah laku para polisi yg gitu deh (walopun masih byk polisi yg baik). Atau pekrjaan sebagai petugas pemadam kebakaran yang di mata orang dewasa tdk terlihat 'bergengsi'. Padahal kalo dijalankan dg baik 2 pekerjaan itu adalah mulia ya..
Sementara di mata anak-anak mereka ingin menjadi polisi atau petugas pemadam bisa jadi alasannya adalaha tokoh kartun favorit mereka adalah seorang polisi/petugas pemadam, senang melihat seragam mereka, atau seperti yang selalu diungkapkan anak sy mobil-mobil polisi sama pemadam kebakaran keren-keren.. Makanya dia pengen jadi polisi atau petugas pemadam. Sederhana bgt kan alasannya. Jd bener banget mbak biarkan mereka bebas berimajinasi..
'Met wiken.